Sanggau, (perwartainvestigasi) Provinsi Kalimantan Barat terlihat baik -baik saja, akan tetapi dibalik semua itu ternyata ada hal yang cukup meresahkan dirasakan oleh sejumlah pengusaha selama ini.(4/1/2024)
Adanya pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh salah seorang Oknum anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) berinisial YSF ternyata sudah berlangsung cukup lama, nyaris senyap dan tidak terdengar oleh publik.
Namun seleksi alam pun terbukti, serta perlahan mulai terungkap dengan adanya korban yang diduga dijadikan “tumbal” karena sentimen atau ada hal lain, sehingga si korban dijebloskan kedalam penjara.
Alangkah mirisnya, apabila salah seorang oknum anggota yang nota bene tugas dan tanggungjawabnya melindungi rakyat, namun yang terjadi justru secara perlahan membuat resah masyarakat yang ada di perbatasan RI – Malaysia, tepatnya di Entikong Kabupaten Sanggau.
Identitasnya dalam melakukan tugasnya sebagai anggota Badan Intelejen Strategis (BAIS) yang di tugaskan di Entikong Kabupaten Sanggau sebagai penjaga pintu gerbang perbatasan RI – Malysia diduga justru digunakannya sebagai alat untuk melakukan hal tercela dengan melakukan pemerasan terhadap sejumlah pengusaha yang ada di Entikong.
Seperti terjadi belum lama ini terhadap SP salah seorang pengusaha yang bergerak di bidang jasa transportasi .
Saepul yang merupakan Koordinator Poros Utara Forum Wartawan & LSM Kalbar Indonesia sangat menyesalkan telah terjadinya dugaan pungli oleh salah satu oknum Anggota Bais dengan inisial YSF yang bertugas di Kabupaten Sanggau yang kerap meminta duit kepada beberapa pengusaha di perbatasan.
Menurutnya hal ini berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh dirinya serta beberapa orang pengusaha perbatasan, sebagai pengusaha Travel angkutan antar-jemput di daerah perbatasan Kalimantan Barat.
Menceritakan kepada media dirinya kerap dimintai uang oleh YSF dengan berbagai alasan diantara nya untuk bayar sewa rumah, belanja makan minum, kedatangan tamu dari pusat dan berbagai alasan lainnya.
Jika terlambat memberikan jatah, sang oknum YSF mengeluarkan kata yang bernada ancaman dengan berkata “Awas kau nanti,” melalui telepon WA.
Sehingga dengan terpaksa memberikan uang kepada si oknum tersebut secara cash dan di transfer.
”Setiap dia minta dengan harapan penumpang yang akan numpang diTravel dia suatu saat kalau ada supir bawa penumpang tidak diganggu seperti travel yang lainnya,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dan keterangan yang berhasil dihimpun, agar bersihkan semua oknum yang bermain melewatkan CPMI masuk secara nonprosedural baik yang masuk Lewat Entikong dan lewat jalan tikus, tapi kenyataannya hingga saat ini masih banyak CPMI yang masuk secara nonprosedural, baik yang melewati PLBN Entikong dan jalur tikus yang dibekingi oleh beberapa oknum yang ada di perbatasan.
Selain itu SP menambahkan, oknum YSF hanya menakuti-nakuti saja akan membersihkan semua oknum yang bermain atau membekingi Pengurus PMI, tapi nyatanya hingga saat ini tidak ada satupun oknum yang diamankan ataupun ditindak.
“YSF sendiri yang sok-sok an bersih dari pungli ,padahal sangat-sangat kotor,” pungkasnya.
Wawan Daly Suwandi selaku Ketua Persatuan Wartawan Kabupaten Sanggau (PWKS) yang juga Sekjen Forum Wartawan & LSM Kalbar Indonesia saat diminta kereangannya menanggapi adanya oknum Badan Intelegent Indonesia (BAIS) dengan inisial YSF mengatakan sudah cukup lama mendengar adanya oknum yang sering minta uang atau setoran terhadap sejumlah pengusaha yang ada di perbatasan.
Bahkan pernah di hubungi oleh oknum YSF komunikasi melalui telpon selular dan kontak WhatsApp dengan yang bersangkutan dan mengatakan silahkan buat berita ungkapnya .
Akan tetapi saat itu menurut Wawan Daly Suwandi belum paham apa yang menjadi masalahnya dan baru sekarang terungkap setelah ada keterangan serta penjelasan dari SP yang merupakan salah seorang korban dari YSF.” pungkasnya.
(*MJ)